STEVANI On Social Media

Wednesday, July 11, 2018

MANAJEMEN PERKREDITAN || Perencanaan Kredit

Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan kredit :

  • Perekonomian nasional (kondisi perekonomian suatu negara)
  • Kebijakan-kebijakan / peraturan-peraturan pemerintah dan atau Bank Indonseia di bidang moneter dan Bank lainnya
  • Kondisi politik , sosial dan keamanan
  • Kebijakan /keteraturan pemerintah di bidang perdagangan internasional (ekspor-impor)
  • Kemampuan dari bank untuk menghimpun dana dari masyarakat dengan biaya yang wajar
  • Kemampuan daya serap masyarakat atas kredit yang disalurkan oleh bank
  • Visi dan misi bank sebagai badan usaha
Dalam perencanaan kredit perlu juga melakukan planning assumtion yakni :
  • Pertumbuhan ekonomk makro pada tahun-tahun yang akan datang
  • Jumlah kredit yang disalurkan oleh bank pada tahun-tahun yang akan datang adalah sekian rupiah
  • Menghimpun dana dari berbagai sumber pada tahun-tahun yang bersangkutan sebesar sekian rupiah
  • Menentukan tingkat bunga dana yang akan diberikan kepada para penyimpan dilanjutkan dengan perhitungan biaya dana (cost of found)
  • Asumsi tentang biaya-biaya (administrasi, peralatan dan SDM)
  • Menentukan tingkat bunga kredit yang harus dikenakan pada debitur
  • Menentukan berapa persen dari kredit yang akan disalurkan diperkiranya akan gagal dan menjadi kredit bermasalah
Objek (tujuan) perkreditan, yakni :
  • Untuk mengincar laba yang setinggi-tingginya
  • Untuk penetrasi pasar (memperkenalkan produk)
  • Untuk mengembangkan bisnis bank yang lain
  • Untuk memajukan perekonomian negara
  • Untuk melaksanakan kebijakan moneter yang telah ditetapkan pemerintah
  • Untuk memasarkan dana yang idle (nganggur)
  • Untuk memaksimalkan kapasitas bank yang bersangkutan
Resiko perkreditan , yakni :
  • Resiko dari sifat usaha. Didalam masyarakat terdapat berbagai jenis usaha yang mempunyai sifat berbeda beda, dimana masing-masing mempunyai ciri-ciri khusus dalam melaksanakan kegiatannya, dan mempunyai tingkat resiko yang berbeda beda. Contoh usaha dibidang perdagangan dibandingkan dengan usaha dibidang perkebunan, dimana usaha dibidang perdagangan bersifat lebih dinamis sehingga mempunyai resiko lebih tinggi.
  • Resiko geografis. Yakni berhubungan dengan lokasi suatu usaha misalnya usaha yang berlokasi pada tempat yang sering kebanjiran, dll.
  • Resiko politik. Negara yang sedang ada perang saudara/pergolakan politik dapat dipastikan hampir setiap usaha mempunyai resiko yang tinggi
  • Resiko uncertainty (ketidakpastian). Ketidak-mampuan memprediksi kondisi yang akan datang akan berakibat fatal bagi bisnis. Akibatnya adalah banyak usaha yang dilakukan secara spekulasi dan bukan didasarkan pada perhitungan yang akurat.
  • Resiko inflasi. Inflasi adalah naiknya harga-harga barang dan jasa pada umumnya sebagau akibat dari jumlah uang(permintaan) lebih banyak dibandingkan jumlah barang dan jasa yang tersedia (penawaran). Akibat inflasi yakni turunnya nilai uang, mengakibatkan kredit bank walaupun berjalan lancar namun nilai uang tetap turun dari waktu ke waktu sehingga daya beli uang tersebut menjadi lebih rendah dibandingkan sebelumnya yaitu nilai uang ketika kredit diberikan.
  • Resiko persaingan. Bank harus benar-benar selektif dalam memberikan kreditnya yaitu pada calon debitur yang dapat memenangkan persaingan pada pasar usahanya.
Pendekatan dalam perencanaan kredit yakni:
  • Pendekatan melalui daya serap masyarakat atas kredit yang akan disalurkan
Pada pendekatan ini maka variabel perencanaan yang dijadikan patokan awal adalah jumlah kredit yang direncanakan untuk tahun yang akan datang disesuaikan dengan daya serap pasar. Kelemahan pendekatan ini yaitu apakah sumber dana untuk pemberian kredit mencukupi/kah tidak. Apabila dana yang akan dihimpun tidak mencukupi sepenuhnya.
  • Pendekatan melalui jumlah dana yang akan dihimpun
Pada pendekatan ini maka variabel awal yang akan dijadikan patokan adalah perkiraan jumlah dana yang akan dihimpun. Dana tersebut kemudian akan disalurkan pada masyarakat dalam bentuk kredit. Kelemahan pendekatan ini yaitu apabila daya serap masyarakat atas kredit yang disalurkan tidak sebesar jumlah dana yang dihimpun, maka akan ada sejumlah dana bank yang idle. 
  •  Pendekatan melalui laba/keuntungan yang akan diraih
Melalui pendekatan ini maka penyusunan perencanaannya pertama-tama bank menentukan berapa besar laba/keuntungan yang akan dicapai. Karena laba pada dasarnya adalah selisih antara pendapatan dan biaya maka selanjutnya bank menentukan berapa besarnya pendapatan (terutama yang berasal dari bunga kredit) dan berapa besarnya biaya (terutama bunga yang dibayar). Dengan asumsi suku bunga kredit dan suku bunga dana telah ditentukan sejak awal. Maka akan dapat dihitung berapa besarnya perencanaan kredit maupun perencanaan dana. Kelemahan pendekatan ini adalah, bisa saja terjadi jumlah kredit maupun jumlah dana yang direncanakan tidak sesuai kemampuan bank atau tidak cocok dengan pasar yang ada.
Mengingat bahwa masing-masing pendekatan memiliki kelemahan, maka dalam praktiknya penyusunan rencana kredit yang dituangkan dalam anggaran (budget) biasanya diintegritaskan dengan anggaran perencanaan dana (tertuang dalam anggaran dana) dan perencanaan laba. Dengan demikian ketiga variabel tersebut disusun dalam bentuk ANGGARAN BANK secara keseluruhan.

No comments:

Post a Comment