STEVANI On Social Media

Saturday, August 3, 2019

"Kisah Lebai Malang" Inspirasi Hidup

Inspirasi Hidup
Kisah Lebai Malang

Kisah Lebai Malang yang akhirnya harus tidur dengan perut kelaparan

Di tepi sungai di suatu desa, tinggal seorang
yang agak alim tapi polos, yang dipanggil 'Pak Lebai'. Setiap kali ada acara di kawasan tersebut, Pak Lebai akan diundang. Pada suatu hari, dia menerima dua undangan selamatan, satu di hulu dan satu lagi di daerah hilir, dalam waktu yang sama sekitar jam 8.00 malam. Dia bingung, mana yang hendak dihadirinya lebih dulu. Dia merasa rugi bila menolak salah satunya, setiap tempat pastilah menghidangkan makanan enak karena kedua pengundang itu adalah orang kaya.

Karena bingung dan terus menimbang-nimbang, tanpa sadar waktu telah mendekati jam delapan. Dia pun memutuskan untuk berangkat ke hulu dahulu dan kemudian baru ke hilir. Sore itu dia telah berpesan kepada istrinya agar jangan masak berlebihan, cukup buat istrinya saja sebab dia akan makan di acara itu. Karena terlalu memikirkan makanan enak yang hendak disantapnya malam itu, pada siang hari dia hanya makan sedikit untuk memastikan bahwa dia benar-benar akan menikmati makanan di acara yang akan dihadirinya malam nanti.

Dengan mendayung perahunya, Pak lebai menuju hulu. Karena datang terlambat, Pak Lebai bingung memikirkan makanan mana dulu yang akan disantapnya, kebanyakan makanan hanya tinggal sedikit. Pak Lebai pun makan ala kadarnya dan memikirkan bahwa dia harus segera pamit untuk pergi ke hilir. Dia yakin makanan di sana pasti masih banyak dan lebih enak dari sini.
Setelah berpamitan untuk pulang, Pak Lebai segera mendayung sampannya menuju hilir. Akan tetapi, ketika dia tiba disana, acara tersebut telah selesai. Pemilik rumah bertanya kenapa dia terlambat dan mengajaknya makan. Karena malu, Lebai dengan halus menolak tawaran itu dan mengatakan alasan keterlambatannya, yakni menghadiri acara selamatan yang lain di hulu dan dia datang ke sini semata-mata untuk memberi ucapan selamat. Dia pun segera berpamitan untuk pulang karena hari sudah sangat malam. Dengan perut yang begitu lapar, Lebai mendayung perahunya dan berharap istrinya meninggalkan makanan di rumah untuk mengisi perutnya yang terus berbunyi sebelum tidur.

Sesampainya di rumah, dia segera bertanya kepada istrinya apakah masih ada sisa makanan yang telah dimasak untuk dia makan. Istrinya sangat heran mendengar pertanyaannya dan mengatakan, "Bukankah kamu menyuruhku masak untukku saja? Apakah makanan yang dihidangkan di acara selamatan tadi tidak enak sehingga kamu terus pulang dengan keadaan lapar?" Dengan perasaan malu, Pak Lebai menyembunyikan kisah yang terjadi sambil mengatakan,"Enak sih, cuma ingin tahu kamu tadi masak apa". Lebai pun pergi tidur dengan perut kosong. Hatinya penuh penyesalan.

Kisah tersebut mengajar kita untuk tidak tamak atau pelit dalam memilih sesuatu. Mengambil kesempatan yang ada dan menjalani dengan sepenuh hati dan sebaik mungkin, karena kesempatan di tempat lain belum tentu didapatkan.

No comments:

Post a Comment