Ada pengajaran yang mengatakan bahwa Yesus sebenarnya tidak mati di kayu salib, tetapi digantikan oleh Yudas Iskariot. Mengenai analisa seperti ini, ada dua anggapan keliru mengenai kematian dan kebangkitan Yesus yaitu :
- Pertama : Sebenarnya Dia tidak benar- benar mati tetapi hanya mati suri saja. Dia hanya pingsan, kemudian pada hari ketiga Dia hidup lagi.
- Kedua : Sebenarnya Dia hanya manusia biasa dan Dia sudah mati. Dia benar-benar sudah mati dan tidak bangkit lagi. Murid-murid itulah yang mengatakan bahwa Yesus sudah bangkit agar mereka dapat membuat agama baru.
Dari dua teori kemungkinan itu, mari kita buktikan bahwa kedua-duanya tidak benar karena dengan jelas Alkitab memberikan fakta-fakta bahwa Yesus itu tidak pingsan. Berbagai penulis di Alkitab memberikan bukti-bukti yang nyata. Ada seorang ahli hukum dari Universitas Harvard yang bernama Simon Greenleaf mengatakan bahwa fakta-fakta untuk menunjukkan bahwa Yesus itu bangkit secara otentik, jauh lebih banyak dari pada fakta yang biasanya mereka gunakan di pengadilan untuk menghakimi orang. Fakta untuk menghakimi orang di pengadilan dibandingkan dengan fakta Yesus bangkit jauh lebih sedikit. Dia juga mengatakan bahwa adalah orang bodoh jika ada orang yang tidak percaya bahwa Yesus itu bangkit. Karena faktanya memang jelas bahwa Yesus bangkit.
Yesus itu benar-benar telah mati. Darimana kita dapat mengetahuinya? Ingat! Dia mati pada hari jumat, jam tiga. Sementara jam enam sudah mulai sabat. Menurut peraturan orang Yahudi, saat memasuki jam enam tersebut, tidak boleh ada mayat yang tergantung. Bagi orang Yahudi, penyaliban adalah suatu kutuk. Jadi, ketika memasuki hari Sabat tidak boleh ada mayat lagi kalaupun masih ada maka harus dikuburkan hari itu juga. Bila orang yang disalibkan tersebut masih hidup maka harus dibunuh (dimatikan) dengan cara dipatahkan tulang pahanya. Itu sakit sekali.
Bayangkan, bila orang yang sedang tergantung dengan paku di tangan kiri dan kanan serta kaki di kayu salib itu dipatahkan tulang pahanya. Berarti badan tergantung yang ditopang oleh paha tersebut akan melorot ke bawah. Badan sudah tidak mempunyai tumpuan lagi. Itu akan sangat sakit sekali. Rasa sakit inilah yang akhirnya menyebabkan kematian.
Kematian Yesus ini membuat Pontius Pilatus merasa heran. Karena tadinya menurut Pilatus pastilah Yesus bisa lolos atau pasti ada mukjizat sehingga Yesus bisa bebas. Kenyataannya, Pilatus merasa heran, karena Yesus yang mengaku sebagai Anak Allah bisa mati juga.
Dari mana Pilatus tahu kalau Yesus sudah benar-benar mati sehingga dia mengizinkan Yusuf Arimatea menguburkan mayat Yesus (Yoh 19:38)? Dari laporan para penjaga-penjaga dan tentara Romawi yang mematahkan kaki dua orang penjahat yang disalibkan bersama Yesus. Ketika tentara memeriksa mereka, kedua penjahat itu masih hidup sehingga perlu dipatahkan kedua kakinya. Sedangkan Yesus sudah mati, sehingga mereka tidak mematahkan kakiNya, tetapi menikam lambungNya. Ini merupakan penggenapan nubuatan 1000 tahun sebelum Yesus lahir oleh Daud, dalam Maz 34:21 dan Yoh 19:36 bahwa tidak ada satu tulangpun dari Tuhan Yesus yang patah. Lalu untuk lebih meyakinkan bahwa Yesus sudah mati, tentata Romawi menombak lambungNya. Saat ditombak, Yesus sama sekali tidak bereaksi. Jadi, sangat jelas bahwa Yesus sudah mati pada saat itu. Karena jika belum mati atau setengah mati pastilah Yesus bereaksi, ketika ditombak. Dia memang sudah mati dan Dia tidak dipatahkan tulangNya. Yesus mati bukan karena sekadar dianiaya, tetapi Dia sendiri telah menyerahkan nyawaNya.
Dia benar-benar mati dan tidak mungkin bahwa Yesus itu mati suri atau pingsan. Bayangkan bila Yesus pingsan, dalam waktu tiga hari tidak makan apa-apa sedangkan seluruh tubuhNya hancur berantakan dengan luka-luka yang parah dan kuman-kuman infeksi pasti sudah memasuki tubuhNya. Selama tiga hari dibalut dengan kain dan hidungNya juga ditutup kain serta berada dalam liang kubur yang dingin. Apakah ada orang pingsan dibungkus kain, tiba-tiba sadar kembali kemudian mampu membuka kain dan tali pengikat tubuhnya sendiri?
Lazarus saja, setelah dibangkitkan kembali, untuk membuka tali pembungkus tubuhnya kerepotan dan bertatih-tatih keluarnya (Yoh 11:43-44). Dan jika Yesus hanya pingsan, bagaimana Dia dapat mendorong batunya? Batu itu berarnya 200kg. Kalaupun Dia dapat mengguling batunya, pastilah Dia akan bertemu dengan penjaga yang disuruh oleh Pilatus untuk menjaga dan mengawasiNya. Pontius Pilatus takut kalau-kalau murid Yesus mencuri mayat itu kemudian menyebarkan isu bahwa Yesus sudah bangkit. Oleh sebab itu Pontius Pilatus mengawasi tempat itu melalui penjaga tersebut. Penjagaan mayat itu ketat sekali (Mat 27:64-65).
Bahkan ada orang Yahudi yang disogok untuk menghasut masyarakat bahwa mayat Yesus telah dicuri oleh murid-muridNya (Mat 28:12-13).
Sumber :
Ir. Eddy Leo, M.Th, Kemenangan di Balik Salib
Sumber :
Ir. Eddy Leo, M.Th, Kemenangan di Balik Salib
No comments:
Post a Comment