Evolusi Kebijakan
Pemda
Di masa lalu, terutama dalam dekade 1960-an, 1970-an, dan
1980-an, Negara-negara maju berada dalam perekonomian yang tidak menguntungkan.
Untuk itu banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan perekonomian yang
dikenal sebagai evolusi. Dalam hal ini perubahan yang terjadi pada
kebijakan-kebijakan pemda untuk meningkatkan perekonomian.
Terdapat tiga tahap evolusi strategi pengembangan ekonomi
daerah yang pernah dilampaui oleh pemda-pemda di Negara maju terutama di AS,
yaitu :1
a. Menarik perusahaan dari Daerah lain2 (2
Teknik-teknik yang lebih rinci terdapat dalam David Kotler et.al, Marketing Palces, hal. 231)
Pada dasarnya strategi ini menganjurkan
agar Pemda berusaha untuk menarik perusahaan-perusahaan yang sedang beroperasi
di daerah lain, dengan tujuan untuk memindahkan lapangan kerja dari wilayah
lain ke wilayahnya. Termasuk dalam strategi ini adalah menarik investasi dari
luar negeri, yang dikenal dengan penanaman modal asing.
b. Mempertahakan dan memperluas Perusahaan Yang Ada3
(3Philip Kotler, Donald H. Haider, dan Irving Rein, Marketing Places: Attracting Investment,
Industry, and Tourism to Cities, States, and Nations (New York etc: Free
Press, 1993), hal. 247-259)
Strategi pertama, selain membuat permusuhan
dan persaingan antar daerah, juga tidak terlalu banyak menciptakan lapangan
kerja. Sementara itu, insentif yang harus disediakan oleh Pemda agar perusahaan
yang ditarik mau pindah, juga memboroskan sumber daya dan dana Pemda. Selain
itu kehilangan bisnis yang pindah ke tempat lain ternyata membawa dampak
psikologi yang besar (karena menunjukkan iklim usaha di tempat itu tidak
menarik), yang tidak bisa diimbangi dengan dampak positif daripada masuknya
bisnis dari tempat lain. Karena itu maka strategi untuk mempertahankan bisnis
yang ada semakin lama dipandang sebagai lebih superior daripada strategi untuk
menarik bisnis dari daerah lain, karena teryata sebagian besar lapangan kerja
baru diciptakan oleh perusahaan yang sudah ada yang memperluas usahanya, dan
oleh perusahaan yang baru berdiri.
Banyak yang bisa dilakukan oleh Pemda untuk
mempertahankan dan mengembangkan bisnis yang sudah ada. Salah satu di antaranya
adalah membantu agar bisnis yang ada tersebut semakin kompetitif dan
menciptakan iklim yang lebih menunjang perluasan kegiatan usaha, misalnya
melalui pengembangan teknologi dengan kerjasama dengan perguruan tinggi,
penyediaan balai-balai latihan kerja yang programnya disesuaikan dengan
kebutuhan atau atas permintaan bisnis yang ada.
c. Mendorong Pendirian Perusahaan Baru
Strategi ini lebih banyak berfokus pada
pengembangan lembaga perguruan-tinggi yang bermutu, angkatan kerja yang
berkwalitas tinggi, pelabuhan darat dan laut yang baik, sarana perhubungan yang
baik, prasarana dan kualitas pemerintahan setempat. Pemakaian strategi ini
merupakan suatu pergeseran dari titik berat pada kuantitas (lahan, tenaga
kerja, insentif) menjadi kualitas.
Hampir semua daerah di AS menerapkan
strategi ini, telah melakukan upaya untuk mengatasi keengganan pasar modal
swasta dalam membiayai perusahaan yang baru berdiri. Untuk mengatasi kelemahan
pasar ini dan untuk mengurangi biaya yang dikenakan perusahaan modal ventura,
maka Pemda mendirikan perusahaan penyedia modal awal. Selain itu juga
dikembangkan kerja sama pemerintah dan swasta untuk menyediakan dana beresiko
untuk membantu perusahaan-perusahaan dalam berbagai tahapan perkebangan mereka.
Selain itu banyak juga Pemda yang membangun
atau mensponsori pembangunan business
incubator untuk mengatasi kendala overhead
cost yang besar pada awal berdirinya perusahaan. Business incubator adalah sebuah sarana berbentuk gedung (di
Negara-negara maju biasanya sebuah gedung tua) yang disekat-sekat menjadi
ruang-ruang usaha, dilengkapi dengan paling sedikit ruangan bersama, dimana
ditempatkan sarana pelayanan usaha seperti : sekretaris, penerima dan sentral
telepon, mesin fotokopi dan faksimili,ruang pelatihan,dan ruang rapat.
Ruang-ruang tersebut kemudian dipinjamkan atau disewakan kepada calon pembeli
usaha kecil untuk beberapa tahun. Setelah waktu sewa atau pinjam itu lewat,
perusahaan kecil itu akan diminta keluar dari sarana tersebut. Apabila
perusahaan itu telah cukup kuat untuk berdiri sendiri, maka perusahaan yang
bersangkutan pasti tidak akan keberatan untuk keluar dari sarana tersebut dan
pindah ke tempat usaha komersial atau membangun sendiri. Apabila perusahaan kecil
tersebut keberatan untuk keluar dari sarana tersebut karena belum mampu
mempunyai tempat usaha sendiri atau menyewa tempat usaha komersial, maka
berarti bahwa usaha yang didirikan memang tidak layak, sehingga lebih baik
dibiarkan bangkrut. Baik perusahaan kecil itu berhasil atau gagal, harus tetap
keluar dari sarana business incubator karena ruang sarana yang ditempati akan harus
diberikan kepada calon pendiri usaha lain yang sudah menunggu.
Dengan menyediakan tempat usaha sementara
dengan sewa yang murah atau gratis maka
Penda telah membantu mereka yang akan mendirikan usaha baru dengan
menghilangkan atau mengurangi biaya pengadaan atau sewa tempat usaha, dan
dengan demikian mengurangi biaya investasi awal. Akhirnya, biasanya darana business incubator mencakup juga
pelayanan manajemen, termasuk membimbing dan melatih perusahaan-perusahaan keil
ersebut dalam menjalankan manajemen usahanya seperti tata nuku, administrasi
kantor. Perusahaan-perusahaan kecil menjadi pihak yang akan memperoleh
keuntungan besar dari program penyediaan ruang usaha melalui business incubator.
1 S.B. Friedman dan A. J. Darragh dalam
artikelnya, “Economic Development” (The
Practice of Local Government Planning, editor Frank S. So dan Judith
Getzels, Washington DC.: International City Management Association, edisi
kedua,1988, hal. 287-329), mencantumkan satu lagi strategi, yaitu pengadaan
prasarana dan sarana umum yang mendorong bisnis. Mengingat bahwa pada
hakekatnya strategi terakhir ini memang sudah merupakan tugas daripada Pemda di
manapun berada, dan pelaksanaanya merupakan prekondisi bagi pelaksanaan
strategi yang lain, maka penulis menganggapnya bukan sebagai salah satu stategi
yang bisa dibandingkan dengan ketiga strategi yang disebutkan disini.
No comments:
Post a Comment