Piutang timbul apabila perusahaan melakukan penjualan barang/jasa secara kredit kepada pihak lain. Setiap transaksi piutang selalu melibatkan 2 pihak, yaitu :
- Kredit, yaitu pihak yang mendapat piutang/tagihan (sebuah asset)
- Debitur, yaitu pihak yang berkewajiban membayar utang.
Secara garis besar ada 2 jenis piutang yakni :
- Piutang usaha/dagang
- Piutang wesel
Piutang dagang terjadi karena adanya jual beli barang.
Piutang tentunya memiliki jangka waktu. Jangka waktu piutang biasanya masuk dalam persyaratan yang penulisannya sebagai contoh 2/10, n/30 => artinya jika utang dibayar tepat tanggal 10 akan diberi potongan 2%.
Piutang wesel terjadi karena ada perjanjian tertulis dari debitur kepada kreditur untuk membayar sejumlah uang pada waktu tertentu dimasa yang akan datang. Jangka waktu pada umumnya 60 hari. Surat perjanjian wesel bisa diperjualbelikan. Piutang wesel ada karena jual beli barang/pinjaman uang.
Pembayaran piutang dagang/ wesel juga dapat melalui bank jika debitur membayar lewat cek, atau dibayar melalui transfer dari dalam rekening debitur ke rekening kreditur &ll.
Piutang lain lain mencakup semua tagihan , contoh pinjaman kepada karyawan, direksi, uang muka gaji kepada karyawan, dan uang muka pajak (pajak yang ditangguh).
Bagian kreditur memiliki tugas yaitu mengevaluasi pembeli yang akan membeli secara kreditur, contoh laporan keuangan calon kredit, riwayat kredit jika ada perlakuan kredit sebelumnya.
Masalah akuntansi yang berkaitan dengan piutang , antara lain :
- Pengakuan piutang dagang
- Penilaian piutang dagang
- Pengalihan piutang dagang
1. Pengakuan piutang dagang
Contoh
Pada tanggal 1 juni, perusahaan dagang Merapi menjual barang kepada perusahaan Merbabu seharga Rp100.000,00 dengan termin 2/10, n/30. Pada tanggal 5 juli barang seharga Rp10.000 dikembalikan oleh perusahaan Merbabu kepada prusahaan Merapi. Tanggal 11 juli, perusahaan Merapi menerima bayaran dari perusahaan Merbabu sebesar saldo tagihannya.
Maka jurnalnya :
2. Penilaian piutang dagang
Apabila piutang dagang telah dicatat dalam pembukuan, persoalan berikutnya adalah bagaimana melaporkan piutang usaha dalam neraca. Piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan neto (bersih) , bruto (kotor). Sebesar nilai kas (neto) yang bisa direalisasi yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan dapat diterima adalah jumlah piutang bruto setelah dikurangi dengan taksiran jumlah/nilai piutang bruto setelah dikurangi dengan taksiran jumlah/nilai piutang yang tidak dapat diterima.
Pencatatan kerugian piutang dapat dilakukan dengan 2 metode :
- Metode cadangan
- Metode penghapusan langsung
Metode cadangan
Perusahaan menaksir jumlah piutang yang diperkirakan tak tertagih. Taksiran beban ini akan ditandingkan dengan penjualan dari periode yang sama.
Jumlah piutang yang tertaksir tidak akan dapat diterima, jurnalnya :
Contoh
Jika dimasukan ke dalam neraca
Apabila perusahaan akan menghapus piutang tertentu, kerugian yang sesungguhnya terjadi, maka jurnalnya:
Pencatatan Taksiran Kerugian PiutangContoh
Pada rahun 2018, PT Krinci melakukan penjualan secara kredit sebesar Rp1.200.000,00. Dari jumlah tersebut piutang sebesar Rp200.000,00 belum dapat ditagih sampai dengan tanggal 31 Desember. Manajer kredit memperintahkan bahwa dari piutang yang belum tertagih tersebut sebesar Rp12.000,00 diantaranya tidak mungkin dapat diterima. Jika dimasukan ke dalam jurnal, maka :
Jika dimasukan ke dalam neraca
Pencatat Penghapusan Piutang Tak Tertagih
Berbagai upaya untuk menagih piutang yang sudah lewat waktu, tidak membutuhkan hasil, dan perusahaan berpendapat bahwa piutang tertentu tidak mungkin dapat ditagih, maka perusahaan harus menghapus piutang tersebut. Untuk mencegah penghapusan terlalu dini, maka keputusan harus dibuat oleh manajer.
Contoh: pada tanggal 01 Maret 2018, PT Krinci mengotoritaskan penghapusan piutang kepada CV Mandiri sebesar Rp500,00 karena tidak mungkin dapat diterima lagi, maka jurnalnya :
Nampak dalam buku besar :
Penerimaan Kembali Piutang yang Telah Dihapus
Contoh : Pada tanggal 01 Juli CV Mandiri membayar utangnya kepada PT Krinci (akun piutang kepada CV Mandiri yang telah dihapus dalam pembukuan PT Krinci)
, maka jurnal yang dibuat oleh PT Krinci :
Dasar Yang digunakan dalam Metode Cadangan :
Penerimaan Kembali Piutang yang Telah Dihapus
Contoh : Pada tanggal 01 Juli CV Mandiri membayar utangnya kepada PT Krinci (akun piutang kepada CV Mandiri yang telah dihapus dalam pembukuan PT Krinci)
, maka jurnal yang dibuat oleh PT Krinci :
Dasar Yang digunakan dalam Metode Cadangan :
- Prestasi dari penjualan
- Prestasi dari piutang
Prestasi dari penjualan, cth:
PT Muria memilih dasar prestasi penjualan dan memperkirakan bahwa piutang 1% dari penjualan kredit bersih tidak akan tertagih. Apabila penjualan kredit bersih selama tahun 2018 adalah Rp80.000.000,00 , maka kerugian piutang ditaksir akan berjumlah Rp800.000,00 (1% × Rp80.000.000,00), dicatat pada jurnal :
Setelah jurnal penyesuaian tersebut maka dimasukan ke dalam buku besar dengan diketahui saldo piutang sebelumnya Rp150.000,00
Presentase dari piutang, analisis ini biasanya menggunakan daftar umur piutang, disebut juga analisis umur piutang
Contoh Daftar Umur Piutang
Angka Rp222.800,00 dalam tabel menunjukkan jumlah tagihan kepada debitur yang diperkirakan tidak akan tertagih. Angka inilah yang merupakan Saldo yang harus nampak pada akun Cadangan Kerugian Piutang pada tanggal Neraca. Oleh karena itu jumlah kerugian piutang pada ayat jurnal penyesuaian adalah selisih antara jumlah saldo yang harus Nampak dengan saldo yang ada dalam akun cadangan. Seandainya neraca saldo menunjukkan akun Cadangan Kerugian Piutang dengan saldo kredit sebesar Rp52.800,00 jurnal penyesuaian yang dibutuhkan adalah Rp170.000,00 (Rp222.800,00 - Rp52.800,00) ;
Terkadang sebelum dibuat jurnal penyesuaian, akun Cadangan Kerugian Piutang telah mempunyai saldo debet, karena penghapusan piutang yang dilakukan lebih besar daripada jumlah cadangan yang ditetapkan pada periode sebelumnya.
Dengan demikian, pada waktu perusahaan akan membuat jurnal penyesuaian, maka saldo debet tersebut harus ditambahkan pada jumlah saldo cadangan yang dikehendaki (yang harus Nampak dineraca). Contoh kasus, seandainya sebelum penyesuaian dilakukan, saldo akun Cadangan Kerugian Piutang telah memiliki saldo debet sebesar Rp50.000,00, maka angka yang harus dicantumkan dalam ayat jurnal penyesuaian adalah Rp272.800,00 yaitu Rp222.800,00 + Rp50.000,00
No comments:
Post a Comment