STEVANI On Social Media

Monday, April 20, 2020

EKONOMI PADA SKALA MAKRO

EKONOMI PADA SKALA MAKRO


Penurunan konsumsi tersebut juga mempunyai beberapa dampak tidak langsung. Pertama, akibat dari terganggunya kegiatan poduksi4, maka kapasitas produksi terpasang (yang terkandung dalam pabrik, mesin, dan sebagainya) menjadi tidak terpakai sepenuhnya atau tidak sama sekali, sehingga terdapat kapasitas produksi berlebih (idle capacity). Karena kapasitas produksi sudah berlebih, maka investasi dalm pabrik-pabrik baru untuk menambah kapasitas produksi juga tidak mengkin dilakukan. Ini terlihat dari sangat menurunya kegiatan penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri. Bahkan pabrik yang sudah adapun diusahakan untuk dijual, apabila masih ada yang mau membeli. Kedua, karena pendapatan masyarakat dan terutama sector swasta menurun akibat berkurangnya kegiatan produksi dan distribusi, maka pendapatan pemerintah dari pajak juga berkurang. Akibatnya maka belanja pemerintah juga berkurang secara keseluruhan.

Jadi kita lihat bahwa penurunan daya beli masyarakat, yang secara langsung menurunkan konsumsi, juga berakibat negative terhadap komponen-komponen pendapatan atau pengeluaran nasional lainnya. Investasi dan tabungan menurun tajam, pendapatan dan belanja pemerintah berkurang. Karena hampir semua komponen pengeluaran menurun, dan terjadilah resesi ekonomi. Ini terlihat dari penurunan angka-angka statistic pendapatan nasional menurut kategori pengeluaran antara tahun 1997 dan 1998, sebagaimana terlihat pada tabel berikut :



HALAMAN  1  2  3  4
4 Sebenarnya terganggunya proses produksi dalam negeri kita disebabkan oleh beberapa factor. Pertama, modal kerja yang biasanya dipinjam oleh para produsen dari bank, saat itu tidak dapat diperoleh karena bank-bank sendiri sedang mengalami kesulitan dank arena suku-bunga kredit bank telah menjadi sangat tinggi sehingga tidak layak untuk membiayai produksi. Kedua, karena keuntungan yang bisa diperoleh dari pasar uang diperkirakan lebih tinggi dan lebih aman daripada keuntungan dari kegiatan produksi, maka kebanyakan produsen memilih menghentikan kegiatan produksi dan memaikan uangnya dalam pasar uang (deposito suku bunganya pernah mencapai 60%). Ketiga, bahan baku produksi yang biasa diimpor dari luar negeri menjadi hilang karena para pemasok luar negeri dan bankirnya tidak mempercayai letter of credit (LC) yang dikeluarkan oleh bank-bank kita, padahal LC mutlak diperlukan bagi pelaksanaan impor.



INSPIRASI : Buku “Pembangunan Daerah Mendorong PEMDA Berjiwa Bisnis” Oleh Ir. Sussongko Suhardjo , MSc, MPA, PhD, Jakarta : Panta Rei, 2006.


No comments:

Post a Comment