STEVANI On Social Media

Monday, April 20, 2020

EKONOMI PADA SKALA MAKRO

EKONOMI PADA SKALA MAKRO

HALAMAN SEBELUMNYA




Tabel 2.1. memperlihatkan bahwa antara tahun 1996 dan 1997 konsumsi nasional meningkat dari Rp257 triliun menjadi Rp277 triliun, investasi nasional meningkat dari Rp126,9 triliun menjadi Rp139,1 triliun, ekspor meningkat dari Rp112,4 triliun menjadi Rp139,1 triliun, ekspor meningkat dari Rp112,4 triliun menjadi Rp121,2 triliun, dan impor juga meningkat dari Rp121,9 triliun menjadi Rp139,8 triliun. Akibat dari peningkatan-peningkatan itu maka pendapatan nasional meningkat meningkat dari Rp413,8 triliun menjadi Rp433,2 triliun. Karena angka-angka ini merupakan angka harga tetap (artinya penurunan mata uang akibat inflasi sudah diperhitungkan sebelumnya), maka peningkatan ini secara nasional benar-benar terjadi.

Sebagaimana kita ketahui, krisis ekonomi mulai berlangsung sejak pertengahan 1997, dan dampaknya terasa pada angka-angka pendapatan nasional tahun berikutnya, yaitu tahun 1998. Kita lihat bahwa antara tahun 1997 dan 1998, konsumsi nasional menurun dari Rp277,1 triliun menjadi Rp259,6 triliun, anggaran pemerintah menurun dari Rp31,7 triliun menjadi Rp26,8 triliun, dan investasi nasional menurun dari Rp139,1 triliun menjadi Rp93,6 triliun. Kemudian akibat depresiasi nilai rupiah (atau apresiasi nilai valuta asing), maka harga barang-barang di luar negeri menjadi tinggi dalam perhitungan rupiah. Akibatnya maka produk yang dihasilkan oleh ekonomi kita menjadi murah dalam hitungan dolar, dan akibatnya lagi maka produk kita bisa bersaing di luar negeri. Ini yang menyebabkan ekspor kita pada masa krisis justru meningkat dari Rp121,2 triliun pada tahun 1997 menjadi Rp134,7 triliun pada tahun 1998. Sebaliknya, akibat naiknya nilai US dolar maka harga barang-barang dari luar negeri menjadi lebih mahal dalam hitungan rupiah, sehingga volume impor (sebenarnya juga akibat LC yang dikeluarkan oleh bank-bank nasional kita tidak dihargai oleh Negara lain sehingga impor, termasuk impor bahan baku, mejadi terhambat) menjadi berkurang dari Rp139,8 triliun pada tahun 1997 menjadi Rp132,4 triliun pada tahun 1998.

HALAMAN  1  2  3  4

INSPIRASI : Buku “Pembangunan Daerah Mendorong PEMDA Berjiwa Bisnis” Oleh Ir. Sussongko Suhardjo , MSc, MPA, PhD, Jakarta : Panta Rei, 2006.

No comments:

Post a Comment