STEVANI On Social Media

Monday, April 6, 2020

EKONOMI PADA SKALA MIKRO


EKONOMI PADA SKALA MIKRO

Pada dasarnya ekonomi suatu wilayah ataupun Negara terbentuk dari penggabungan atau interaksi antara ekonomi rumah-rumah tangga dan unit-unit usaha yang ada di wilayah atau Negara tersebut. Pengeluaran dari suatu rumah tangga atau unit usaha, akan menjadi pendapatan dari unit usaha atau rumah tangga yang lain. Pendapatan seorang kepala rumah tangga yang bekerja pada suatu perusahaan, misalnya yang berupa gaji atau upahnya, merupakan pengeluaran dari perusahaan dimana dia bekerja. Sebaliknya, pengeluaran suatu rumah tangga, misalnya untuk berbelanja keperluan sehari-hari di supermarket, akan merupakan pendapatan bagi perusahaan yang menjual alat tulis dan kantor, akan merupakan pendapatan bagi perusahaan yang menjual alat tulis dan kantor tersebut. Dalam ekonomi pasar semacam ini, semua aliran barang dan jasa (misalnya jasa tukang cukur atau salon atau penjahit) dianggap mempunyai lawan dalam bentuk aliran uang. Dengan demikian maka sebenarnya kegiatan ekonomi dapat dilihat dari aliran uang yang berlangsung di dalam suatu daerah atau wilayah atau Negara. Dengan melihat aliran uang yang ada di suatu wilayah, kita bisa melihat keadaan ekonomi masyarakat di wilayah itu.
Cara termudah untuk menggambarkan aliran uang dalam ekonomi adalah dengan melihat pada contoh aliran uang dalam sebuah rumah tangga, sebagaimana terlihat pada gambar berikut :


Misalkan Anda bekerja pada sebuah perusahaan atau kantor pemerintah, dan setiap bulan Anda memperoleh gaji. Gaji Anda tentu akan Anda pakai untuk membiayai rumah tangga Anda kan? Kalau benar, dan Anda merupakan kepala keluarga dari sebuah keluarga menengah  di Indonesia, maka kemungkinan Anda akan mempunyai pola pengeluaran sebagaimana terlihat dalam bagan tersebut.

Pertama, sebagian dari pendapatan Anda akan Anda keluarkan untuk membiayai kebutuhan makanan dari keluarga Anda. Mungkin setiap malam minggu Anda akan keluar makan dengan istri dan anak-anak Anda di restoran favorit Anda, dan untuk itu maka Anda akan harus membayar makanan yang Anda dan keluarga Anda telah pesan, kepada restoran tersebut. Ingat : pengeluaran Anda merupakan pendapatan bagi orang lain. Karena itu maka uang yang Anda bayarkan ke restoran tersebut menjadi pendapatan bagi restoran itu. Pendapatan restoran tersebut kemudian akan digunakan oleh restoran tersebut, misalnya untuk membeli bahan-bahan untuk membuat makanan yang Anda pesan, untuk membayar upah atau gaji pegawai restoran (tukang masak, pelayan, kasir, dan sebagainya), untuk biaya operasi restoran (sewa ruang restoran, biaya listrik, telepon, air bersih, keamanan, dan sebagainya), dan untuk membayar pajak. Restoran tersebut dapat saja membeli bahan pembuat makanan dari pasar atau supermarket, namun kalau restoran tersebut besar, kemungkinan besar dia akan membeli bahan-bahan tersebut dari seorang pemasok langganan. Pemasok itulah yang memperoleh bahan-bahan tersebut langsung dari produsen bahan-bahan tersebut, misalnya dari petani. Kemudian gaji atau upah buruh yang dibayarkan oleh restoran itu kepada pegawai-pegawainya akan menjadi pendapatan bagi pegawai-pegawai tersebut, dan kemungkinan akan dibelanjakan dengan pola yang sama dengan yang Anda lakukan. Adapun biaya operasi restoran dikeluarkan oleh restoran tersebut, juga menjadi pendapatan bagi perusahaan atau perorangan yang menyediakan jasa yang dipakai oleh retoran itu. Sewa ruangan yang dipakai untuk restoran itu,bisa saja dibayarkan kepada perorangan yang memiliki gedung atau ruangan yang disewa restoran itu, atau kepada perusahaan property yang memang pekerjaannya menyediakan ruang-ruang yang disewakan kepada mereka yang akan menjalankan usaha. Bila dibayarkan kepada perorangan , maka pembayaran itu akan menjadi pendapatan bagi orang tersebut, dan kemungkinan akan dibelanjakan lagi dengan pola yang sama dengan Restoran yang Anda kunjungi, atau seperti perusahaan lain yang akan diuraikan kemudian. Biaya listrik, seperti Anda ketahui, akan dibayarkan ke Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan pembayaran itu akan  menjadi pendapatan bagi PLN, dan oleh PLN akan dibelanjakan seperti perusahaan lainnya. Demikian juga dengan biaya telepon yang akan dibayarkan ke PT Telekomunikasi Indonesia (PT Telkom), dan akan menjadi pendapatan bagi PT Telkom, dan akan dibelanjakan lagi dengan pola seperti perusahaan-perusahaan yang kita bahas dalam uraian ini. Biaya air bersih akan dibayarkan kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat dan merupakan pendapatan bagi PDAM dan oleh PDAM akan dibelanjakan dengan pola seperti perusahaan lainnya. Biaya keamanan dapat dibayarkan dalam beberapa bentuk. Sebagian dibayarkan kepada aparat keamanan setempat, sebagian dibayarkan kepada aparat keamanan setempat, sebagian dibayarkan kepada perusahaan property di mana restoran itu berlokasi, atau dibayarkan kepada satpam yang disewa tersendiri oleh restoran tersebut dengan tugas antara lain pengamanan dan pengaturan tempat parker. Sisa dari pendapatan restoran dikurangi dengan biaya-biaya akan menghasilkan keuntungan bagi pengusaha restoran tersebut. Keuntungan ini akan diperoleh oleh pengusaha Indonesia, atau oleh pengusaha asing kalau pemiliknya adalah orang asing. Oleh pengusaha local, keuntungan ini kemungkinan akan dipakai untuk mencicil pengembalian modal investasi kalau pendirian restoran itu memakai dana pinjaman (terutama dari perbankan), atau akan ditabung. Apapun yang terjadi, dana keuntungan tersebut akan masuk ke dalam sector perbankan dalam bentuk simpanan. Kemudian restoran tersebut juga akan harus membayar berbagai macam pajak. Dengan asumsi bahwa harga makanan yang Anda bayar sudah termasuk pajak maka restoran tersebut akan harus membayar pajak Hotel dan Restoran (dulu bernama Pajak Pembangunan I), maka restoran tersebut akan harus membayar pajak hotel dan restoran ke Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten atau Kota yang bersangkutan, dan pajak penghasilan kepada pemerintah pusat. Oleh Pemda dan pemerintah pusat, pajak tersebut dianggap sebagai penerimaan, dan melalui mekanisme anggaran pendapatan dan belanja (APBD dan APBN) akan dibelanjakan dengan pola yang berbeda dengan pola perbelanjaan perusahaan. Akhirnya, ada pengeluaran- pengeluaran lain dari restoran tersebut adalah restoran waralaba seperti Mac Donald, Kentucky Fried Chicken, atau Bakmi Japos, ada royalti yang harus dibayarkan oleh franchise kepada franchisor (pemilik waralaba).

KEDUA, pengeluaran yang lebih besar mungkin untuk membiayai ...

KETIGA, pengeluaran yang cukup besar bagi ...

KEEMPAT, pengeluaran yang cukup besar untuk keluarga...

KELIMA, pengeluaran yang tidak kecil bagi ...

KEENAM, akhirnya, setelah pengeluaran-pengeluaran tersebut dilakukan...

INSPIRASI : Buku "Pembangunan Daerah
Mendorong PEMDA Berjiwa Bisnis" Oleh Ir. Sussongko Suhardjo, MSc, MPA, PhD, Jakarta : Panta Rei, 2006, hal : 6-8.

No comments:

Post a Comment